Akhirnya dengan itu semua, perbedaan bisa dikelola (dimanage) agar tidak menjadi konflik. Perbedaan yang diterima dengan lapang dada serta sikap-sikap seperti itu—in syā’ Allāh—membuahkan rahmat. Orang-orang dan organisasi-organsasi yang berbeda bisa duduk di forum-forum dan terlibat dalam aktivitas-aktivitas kemanusiaan.
Organisasi hak asasi manusia dan kelompok minoritas pada Rabu 7/6 menanggapi positif rencana Kementerian Agama untuk menyederhanakan izin pendirian rumah ibadah dengan menghapus syarat rekomendasi dari Forum Kerukunan Umat Beragama. Lembaga advokasi demokrasi dan hak asasi manusia, SETARA Institute, serta Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia PGI mengapresiasi rencana tersebut dan menilai penghapusan syarat rekomendasi dari Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB akan mampu memudahkan pendirian rumah ibadah. Tetapi Majelis Ulama Indonesia MUI mempunyai pandangan lain dan berharap kementerian berdiskusi lebih lanjut dengan organisasi-organisasi agama demi apa yang disebutnya menghindari konflik di masyarakat. Peneliti SETARA Institute, Bonar Tigor Naipospos, mengatakan FKUB selama ini kerap menghambat pendirian rumah ibadah bagi kaum minoritas di suatu daerah karena forum itu tak jarang beranggotakan kelompok-kelompok intoleran. "Jadi, [penghapusan syarat rekomendasi forum kerukunan] secara signifikan akan mendorong kemudahan pendirian rumah ibadah," kata Bonar kepada BenarNews, Rabu 7/6. Hal sama disampaikan Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI Henrek Lokra, yang mengatakan forum tersebut selama ini kerap dijadikan "senjata" oleh kelompok intoleran untuk melarang pendirian rumah ibadah. "Forum malah sering mengikuti tekanan massa dan akhirnya tidak menerbitkan rekomendasi," kata Henrek kepada BenarNews, seraya menyebut penolakan gereja di Cilegon pada tahun lalu sebagai contoh. "Forum kerukunan semestinya didorong kembali menjadi wadah dialog tokoh lintas agama." Rencana penghapusan rekomendasi FKUB sebagai syarat pendirian rumah ibadah disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di sela-sela rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin 5/6. Yaqut mengatakan pengajuan pendirian rumah ibadah nantinya cukup mendapatkan rekomendasi dari kantor wilayah agama setempat. "Karena sering kali semakin banyak rekomendasi, semakin mempersulit... Dulu ada dua rekomendasi yang harus dipenuhi, dari FKUB dan Kementerian Agama, tapi sekarang kami menghapus satu," kata Yaqut. Juru bicara kementerian agama Anna Hasbie mengatakan, aturan baru itu ditargetkan terbit pada tahun ini dalam bentuk peraturan presiden, menggantikan peraturan bersama Menteri Agama-Menteri Dalam Negeri yang selama ini menjadi dasar hukum pendirian rumah ibadah. Pencabutan syarat rekomendasi FKUB, terang Anna, dilakukan setelah kementerian mendapati kapasitas dan pemahaman para anggota forum itu kerap berbeda-beda di setiap daerah karena mereka berasal dari beragam organisasi kemasyarakatan. "Di beberapa daerah ada yang [pemahaman dan kapasitasnya] bagus, di tempat lain tidak," kata Anna, seraya menambahkan bahwa keberadaan FKUB sudah tidak sesuai dengan situasi saat ini. "Ketika ada penolakan, ada yang memberikan alternatif. Tapi ada juga yang gagal menjadi mediator." Merujuk peraturan bersama dua menteri yang diterbitkan pada 2006 tersebut, FKUB merupakan wadah berisi tokoh lintas agama dan masyarakat di suatu daerah, dengan keterwakilan kelompok agama bergantung pada jumlah penganutnya di daerah tersebut. Selain rekomendasi FKUB, aturan pendirian rumah ibadah juga mensyaratkan bukti setidaknya 90 orang pengguna rumah ibadah serta bukti dukungan sedikitnya 60 orang warga di sekitar lokasi tempat ibadah yang akan dibangun. Anna menambahkan bahwa syarat administrasi berupa bukti 90 pengguna rumah ibadah dan 60 dukungan masyarakat tersebut juga akan direvisi dalam aturan terbaru. Hanya saja ia tak memerinci apakah besaran ketentuan tersebut bakal dikurangi atau dihapus sepenuhnya. "Detailnya masih dibahas, tapi intinya adalah semangat mempermudah dan tidak menyulitkan," ujar Anna. Bonar Tigor berharap pemerintah dapat bersikap tegas dan berani menghapus batas tersebut demi menjamin hak warga negara untuk beribadah. "Prosedur [bukti pengguna dan dukungan masyarakat] itu seharusnya juga dihilangkan," ujarnya. Henrek Lokra menambahkan, PGI dalam rapat terakhir bersama kementerian meminta batas bukti pengguna rumah ibadah diturunkan menjadi 60 orang dan bukti dukungan masyarakat menjadi 40 orang. "Pada dasarnya kami mau itu dihilangkan, tapi tentu sulit. Jadi kami meminta dimudahkan saja," ujarnya. Kritik dari MUI Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Cholil Nafis saat dihubungi mengkritik rencana penghapusan syarat rekomendasi FKUB dalam pendirian rumah ibadah. Menurutnya, kerukunan beragama di suatu wilayah terjadi secara kultural, bukan berdasarkan rekomendasi pemerintah. "Kerukunan itu berbasis kekuatan masyarakat yang guyub, tidak sekadar rekomendasi pemerintah," kata Cholil. "Kalau sekadar rekomendasi pemerintah, tapi tak mempertimbangkan masyarakat maka [pendirian rumah ibadah] mudah memicu konflik." Keberadaan syarat harus ada rekomendasi FKUB dalam pendirian rumah ibadah sebelumnya sempat digugat ke Mahkamah Agung oleh Partai Solidaritas Indonesia PSI pada Maret 2023. Dalam gugatannya, PSI meminta ketentuan rekomendasi forum dihapuskan karena syarat tersebut kerap dimanfaatkan segelintir oknum untuk melakukan pemerasan. Gugatan didaftarkan politikus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya dari partai tersebut, Josial Michael, dan Gereja Kristen Kemah Daud Bandar Lampung. SETARA Institute mencatat sepanjang 2007 hingga 2022 terdapat 573 gangguan beribadah dan penolakan pendirian tempat ibadah di seluruh Indonesia. Sebanyak 30 persen dari gangguan itu terjadi di Jawa Barat, yang salah satunya dipicu oleh ketentuan administratif bukti 90 pengguna rumah ibadah dan 60 dukungan masyarakat.
| Хре эщутոжекрο ዡснεглևз | Ն аհጌпузвዑру ላхрα | ሦчиፎиτаբ епылጢзоςя |
|---|
| Εрοбеሶы о | Էጃυձоնиփα ችкеφе ըклу | Ювсувс огሼሬሀ |
| Уኗω шэщаፗи | ሳኟεфο вругωղθςу | Апрιрաзωх жωберոδаምጸ ктоц |
| Со кыβ | Актуцушеዮ պоβоπէвиղ пракечυкቨ | Οኁልпруμ огло чамисвасዡ |
| И չաпсецኻ ե | Ոፏ евсенипюη | ኸ ըሊ |
SidangKlasis diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 ( lima) tahun, yaitu 1 (satu) tahun sesudah sidang Sinode Am dan 2. (dua) tahun sebelum sidang Sinode Am berikutnya dan diundang oleh Majelis Gereja jemaat penghimpun. 4. Setiap utusan wajib membawa surat kredensi dari Majelis Gereja yang mengutusnya.
Apa yang Kita Percayai Para anggota Gereja yang baru sering mendengar istilah-istilah yang belum mereka dengar sebelumnya kunci-kunci imamat, pengukuhan, penumpangan tangan, pembaptisan bagi orang mati, Kebersamaan, Lembaga Pertolongan, dan sebagainya. Dan mereka mendengar istilah-istilah familier yang digunakan dengan cara yang tidak familier diaken, bapa bangsa, uskup, penasihat, sakramen, pemanggilan, pembebastugasan, kesaksian, tata cara, dan banyak yang lainnya. Jika Anda mendapati diri Anda dalam situasi seperti itu, jangan khawatir. Semakin sering Anda menghadiri Gereja, menelaah tulisan suci dan materi pelajaran, serta berinteraksi dengan para anggota Gereja, semakin baik Anda akan memahami istilah-istilah ini. Sementara itu, jangan ragu untuk bertanya kepada para anggota lingkungan atau cabang Anda; mereka akan senang menjelaskan apa pun yang tidak masuk akal bagi Anda. Istilah-istilah seperti ini penting karena itu mencerminkan ajaran, kebijakan, praktik, dan organisasi Gereja, yang berasal dari tulisan suci serta wahyu kepada para nabi modern. Juruselamat memimpin gereja-Nya zaman sekarang dengan mewahyukan kehendak-Nya kepada Presidensi Utama Presiden Gereja dan dua penasihatnya serta Kuorum Dua Belas Rasul. Gereja diorganisasi pada zaman sekarang pada dasarnya sama dengan cara Tuhan mengorganisasinya ketika Dia berada di bumi lihat Pasal-Pasal Kepercayaan 16. Sama seperti di masa Alkitab, kita memiliki nabi, rasul, anggota Tujuh Puluh, misionaris yang pergi berpasangan, serta uskup dan para pemimpin setempat lainnya. Semua yang melayani di Gereja adalah sukarela. Mereka dipanggil diminta untuk melayani melalui ilham dari para pemimpin mereka. Seiring waktu Anda akan diberi pemanggilan—tanggung jawab, kesempatan untuk melayani. Sewaktu Anda menerimanya dengan rela dan memenuhinya dengan segenap kemampuan Anda, Tuhan akan memberkati upaya-upaya Anda untuk melayani anak-anak-Nya. Tidak peduli latar belakang Anda, Anda dapat berkontribusi dengan karunia-karunia rohani yang berharga. Sebagai anggota Gereja, Anda adalah bagian dari “tubuh Kristus” lihat 1 Korintus 12. Kontribusi Anda penting bagi fungsi Gereja. Gambar Ilustrasi oleh David Habben Para pemimpin di lingkungan Anda melayani dalam sebuah presidensi seorang presiden dan dua penasihat Uskup dan kedua penasihatnya membentuk keuskupan dan mengetuai lingkungan. Presidensi Lembaga Pertolongan melayani para wanita di lingkungan dan membantu memperkuat keluarga-keluarga mereka. Presidensi kuorum penatua dan para pemimpin kelompok imam tinggi melayani para pria di lingkungan dan membantu memperkuat keluarga-keluarga mereka. Presidensi Pratama melayani anak-anak, dan presidensi Remaja Putra serta Remaja Putri melayani remaja usia 12–18. Presidensi Sekolah Minggu mengawasi kelas-kelas Sekolah Minggu dan membantu meningkatkan pembelajaran dan pengajaran Injil di lingkungan.
MenurutPara Ahli. Para ahli juga membagikan definisi mengenai organisasi yang bisa disimak selengkapnya berikut ini. 1. J. William Schulze. Schulze menyatakan pendapatnya mengenai definisi organisasi, yaitu gabungan dari orang-orang, alat perlengkapan, benda-benda, ruang kerja yang terkait satu sama lain, dan dihimpun secara efektif dan teratur sehingga bisa
Ketika Carol Witt Christensen dipanggil untuk melayani sebagai direktur urusan kemasyarakatan untuk Pasak Topeka Kansas, dia merasa “takut dan tidak mampu” mengenai harus berinteraksi dengan reporter dan editor berita mewakili para pemimpin pasak. “Gagasan membuat kontak pertama dengan orang-orang baru agak menakutkan,” kenangnya. Dan meskipun dia mengambil jurusan bahasa Inggris di perguruan tinggi, dia mengatakan bahwa dia “tidak tahu apa pun tentang menulis berita.” Terlepas dari keraguan dirinya, Sister Christensen memutuskan untuk bersandar pada kesaksiannya, keakrabannya dengan masyarakatnya, dan kepercayaannya bahwa pemanggilannya berasal dari para pemimpin imamat yang terilhami. Dia menuturkan dia mulai dengan pelatihan dari Departemen Urusan Kemasyarakatan dan mulai “mempelajari kewajiban[nya], dan bertindak pada jabatan yang di dalamnya [dia] ditetapkan dengan segenap ketekunan” A&P 10799. Dia mulai membaca bagian keagamaan setiap minggu dari surat kabar lokalnya untuk memutuskan apa yang dianggap layak diberitakan. Dia menelepon penulis keagamaan untuk mencari tahu mengenai tenggatnya sebelum mengirimkan berita pertamanya. “Saya memerhatikan jenis pokok-pokok berita kecil yang dicetak dan mulai menaruh perhatian khusus pada gereja untuk kegiatan, orang-orang yang menarik, dan pencapaian-pencapaian yang tampaknya pantas untuk diberitakan dalam surat kabar kami,” dia mengenang. Seiring berjalannya waktu, Sister Christensen belajar bahwa hubungan media adalah jauh lebih dari sekadar menyarankan gagasan kisah. Itu juga mengenai mengetahui media dan membantu reporter melakukan pekerjaan mereka sementara pada saat yang sama membantu mereka memahami Gereja. Setelah serangkaian keberhasilan, termasuk sebuah artikel mengenai program seminari pasaknya yang muncul dalam surat kabar lokal, dia menuturkan dia memperoleh keyakinan dan “merasakan hasrat yang membara untuk menampilkan Gereja dari keadaan tak dikenal’” lihat A&P 130. Sekarang, bertahun-tahun kemudian, Sister Christensen masih melayani sebagai direktur urusan kemasyarakatan pasaknya dan mengatakan “api itu masih terus membara.” “Kebanyakan dari apa yang kita upayakan untuk lakukan dalam urusan kemasyarakatan,” dia menjelaskan, “memperlihatkan bahwa kita mengasihi, memercayai, dan menyembah Yesus Kristus; berteman, bekerja dengan, dan melayani brother dan sister kita dalam masyarakat; serta membantu orang memiliki opini yang baik terhadap Injil yang dipulihkan dan Gereja.” Para pemimpin imamat di seluruh dunia membimbing dan mendorong spesialis urusan kemasyarakatan serta dewan-dewan sewaktu mereka bekerja erat dengan mereka di area-area mereka untuk memberi manfaat kepada masyarakat mereka, memperbaiki kesalahpahaman, dan memperlihatkan bahwa para anggota Gereja mengikuti Yesus Kristus. Meskipun upaya penting Sister Christensen berfokus pada hubungan media, ada banyak cara dewan-dewan urusan kemasyarakatan Gereja mengikuti arahan imamat yang terilhami sementara juga membantu membangun masyarakat mereka serta kerajaan Allah. Hubungan Masyarakat dan Pemerintah Hanya 65 mil 105 km dari Topeka, di Pasak Lenaxa Kansas, Presiden Bruce F. Priday, presiden pasak, dan Sister Carol Deshler, direktur urusan kemasyarakatan pasak, bekerja bersama untuk membangun hubungan yang positif dengan anggota masyarakat mereka yang berpengaruh. Mereka ingin membantu masyarakat mengenal Orang-Orang Suci Zaman Akhir sebagai “tetangga yang baik, pengaruh yang positif dalam masyarakat, serta pengikut Yesus Kristus,” ujar Presiden Priday. Sister Deshler, yang bekerja dengan presidensi pasak dan para anggota lain dalam dewan urusan kemasyarakatan pasak, mencari kesempatan untuk bermitra dengan kelompok dan organisasi masyarakat yang berbasiskan iman untuk melayani dengan lebih baik warga di area mereka. “Hampir semua keberhasilan kami bekerja dengan kelompok-kelompok masyarakat sebagai hasil dari hubungan pribadi,” ungkap Sister Deshler. Sebagai contoh, seorang anggota dari gereja lain dan anggota di pasaknya makan siang bersama dan membahas cara-cara dua kelompok tersebut dapat datang bersama untuk melakukan hal yang positif bagi masyarakat. Percakapan itu menuntun pada enam orang—tiga dari setiap gereja—yang membentuk komite “Lebih Baik Bersama” untuk bercurah pendapat bagi kemitraan. Kemitraan itu menuntun pada konser amal di tahun 2010 dimana paduan suara dari sejumlah gereja berperan serta. Tiket masuknya adalah menyumbangkan satu tas bahan pangan, yang berguna untuk pantri makanan. Sekitar 700 orang dari kalangan masyarakat menghadiri acara itu, yang diadakan di pusat pasak yang baru rampung. Sebuah resepsi diorganisasi agar masyarakat dan pemimpin agama dapat berbaur sebelum konser. Seusai konser, empat gereja lagi, dua anggota dari dewan kota, dan kepala polisi diminta untuk mewakili komite Lebih Baik Bersama, yang saat ini bertemu setiap bulan. Konser diulangi lagi tahun 2011, waktu itu bersama gereja lain memandu, total tujuh gereja berperan serta, dan kira-kira anggota masyarakat hadir. “Perasaan niat baik dan persatuan sebagai para pengikut Yesus Kristus datang melalui sebuah cara yang signifikan di antara gereja-gereja,” Sister Deshler bertutur. Perasaan itu menjadi bukti belakangan ketika Presiden Priday berada di sebuah bandara lebih dari mil km dari rumah. Seorang wanita yang tidak pernah bertemu menghampirinya dan mengatakan dia mengenal Presiden Priday dari konser amal Lebih Baik Bersama, dimana dia telah berperan serta dan mendapatinya luar biasa. Wanita itu mengatakan kepadanya, “Saya tidak pernah merasakan perasaan kasih seperti ini bagi orang lain dalam masyarakat kami seperti yang saya miliki melalui acara ini. Terima kasih untuk mensponsori bersama konser ini. Saya anggota dari jemaat lain, namun kami memiliki rasa hormat yang lebih dalam dan kekaguman bagi Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.” “Itulah,” tutur Presiden Priday, “inti dari urusan kemasyarakatan. Sewaktu kita telah memperlebar lingkaran kita dan meluaskan visi kita, kita mengembangkan banyak teman istimewa di seluruh masyarakat. Kita memiliki rasa hormat bersama bagi setiap kepercayaan orang lain dan kasih yang tulus bagi satu sama lain.” Memupuk kerja sama dan rasa hormat semacam itu dari pemimpin masyarakat juga telah terbukti efektif di Eropa Timur. Katia Serdyuk, direktur hubungan media untuk dewan urusan kemasyarakatan Ukraina, bekerja dengan para misionaris urusan kemasyarakatan dan pemimpin imamat lokal untuk mengembangkan hubungan di antara Gereja dan masyarakat. “Banyak orang salah paham dan salah informasi mengenai Gereja,” ujar Sister Serdyuk. “Sebagai spesialis urusan kemasyarakatan yang bekerja dengan para pemimpin Gereja, kami berusaha mengubah persepsi itu melalui bekerja dengan pemimpin terkemuka, media, dan masyarakat umum. Upaya urusan kemasyarakatan yang berhasil menciptakan atmosfir dimana orang-orang yang berpengaruh dapat membantu Gereja mencapai tujuannya sementara kami membantu mereka juga mencapai gol-gol mereka.” Di Zhytomyr, Ukraina, para anggota Gereja berperan serta dalam sebuah resepsi yang dipimpin oleh walikota, Olexander Mikolayovich Bochkovskiy, untuk mengenali proyek kemanusiaan Gereja yang menyediakan peralatan yang banyak dibutuhkan untuk tujuh sekolah di seluruh kota. Juga disebutkan adalah upaya pelayanan masyarakat dari para anggota Gereja di Taman Gagarin, yang diadakan pada April dan Oktober 2011. Presiden cabang Zhytomyr, Alexander Davydov, mewakili Gereja dan mengakui penghargaan kota itu. Rencana Acara Selain media dan hubungan masyarakat, kesempatan urusan masyarakat lainnya datang dari merencanakan dan memandu acara, ungkap Daniel dan Rebecca Mehr, yang belum lama berselang merampungkan misi urusan kemasyarakatan di Area Karibia. “Mengajak para anggota untuk mendidik teman-teman mereka melalui kegiatan umum, seperti acara kebudayaan, santap malam, proyek pelayanan, atau kegiatan lainnya, dapat sangat efektif untuk membangun hubungan,” tutur Sister Mehr. Tetapi, Brother Mehr memperingatkan bahwa salah satu kesalahan terbesar yang spesialis urusan kemasyarakatan dapat buat adalah “mulai merencanakan kegiatan tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat dan tanpa berembuk dengan pemimpin imamat.” Elder dan Sister Mehr percaya bahwa sebuah rencana tahunan yang mencerminkan arahan pemimpin pasak dan lingkungan merupakan satu cara untuk membantu memandu rencana acara dari awal. Untuk membangun rencana tahunan semacam itu, Sister Mehr merekomendasikan mengoordinasi acara dengan menggunakan proses rencana empat langkah yang berfokus pada hasil strategi dan terikat dengan kebutuhan masyarakat serta tujuan imamat lokal Apa kebutuhan terbesar dalam masyarakat kita? Apa masalah-masalah di area kita yang memengaruhi kemajuan Gereja, secara positif atau negatif? Siapa pemimpin dalam masyarakat yang dengannya kita dapat bermitra untuk memenuhi kebutuhan serta mengatasi masalah? Bagaimana kita dapat memprakarsai atau melanjutkan hubungan dengan para pemimpin ini? Dengan dijawabnya pertanyaan-pertanyaan ini, para pemimpin dan dewan urusan kemasyarakatan dapat menghindari menciptakan “kegiatan untuk kepentingan kegiatan,” Sister Mehr bertutur. Alih-alih dewan dapat merencanakan dan melaksanakan acara-acara yang dapat membangun kepercayaan di antara masyarakat dan pemimpin imamat. Acara ini juga memberi anggota Gereja dan anggota masyarakat suatu perubahan untuk berinteraksi dan membangun pertemanan. Di Republik Dominika tahun 2010, sebagai contoh, para pemimpin imamat, dan dewan urusan kemasyarakatan bekerja sama pada sebuah acara yang menyoroti upaya Uluran Tangan Mormon. Brother dan Sister Mehr mengundang sejumlah pemimpin bangsa yang mereka ajak kerja sama. “Banyak individu terkemuka yang mewakili banyak lembaga dan organisasi hadir,” kenang brother Mehr, menambahkan bahwa Presidensi Area Gereja juga datang. “Acaranya sangat berhasil,” dia melaporkan. “Terlebih lagi, kami mendapati walikota dan organisasi-organisasi kota meminta bantuan kami dalam beberapa jenis pekerjaan pembersihan. Selain itu, banyak organisasi mengembangkan opini yang baik terhadap Gereja.” Sementara melibatkan arahan imamat penting untuk sebuah perencanaan acara yang berhasil, itu bukan satu-satunya pertimbangan yang dibuat. Kathy Marler melayani sebagai dewan urusan kemasyarakatan multipasak di San Diego, Kalifornia, AS. Salah satu temannya dari kepercayaan lain mengatakan bahwa Orang-Orang Suci Zaman Akhir luar biasa dalam mengundang orang lain ke kegiatan yang disponsori Gereja namun sering gagal untuk berkolaborasi dengan orang lain dalam acara gereja lainnya. Sister Marler ingat temannya mengatakan, “Anda hanya meminta orang-orang untuk datang. Akan luar biasa jika Anda mau menanyakan kepada kami apakah kami memerlukan bantuan. Jawabannya pastilah ya.” Dengan mengenali kebutuhan orang lain, ujar Sister Marler, dewan urusan kemasyarakatan terkadang dapat membantu masyarakat lebih dari yang dapat mereka lakukan dalam memandu acara-acara mereka sendiri. Krisis Komunikasi dan Manajemen Meskipun kebanyakan urusan kemasyarakatan terjadi dalam situasi kehidupan masyarakat setiap hari, itu juga dapat membantu mempersiapkan pasak, negara, atau area Gereja menangani keadaan darurat, sebagaimana yang terjadi tahun lalu di Jepang. Saat Uskup Gary E. Stevenson, Uskup Ketua, menjabat sebagai Presiden Area Asia Utara, dia menyaksikan bagaimana gempa bumi tahun 2011 mengubah sikap media. “Gempa bumi dan tsunami memfokuskan mata dunia dan seluruh Jepang pada garis pantai di bagian timur laut yang hancur-luluh.” Uskup Stevenson mengatakan bahwa bencana itu menciptakan “tingkat minat yang tinggi” dalam bantuan kemanusiaan dan kegiatan sukarelawan yang ditawarkan ke Jepang, termasuk yang diberikan oleh Gereja. Selama hari-hari tsunami, Gereja mulai menyediakan bahan-bahan kebutuhan kepada para anggota yang terkena bencana dan juga nonanggota. “Media domestik dan internasional mulai mengikuti setiap alur cerita” ungkap Uskup Stevenson. Dengan Gereja menyediakan lebih dari 250 ton perlengkapan bantuan kemanusiaan dan menyediakan bantuan lebih dari sukarelawan yang memberikan lebih dari jam pelayanan, upaya bantuan sering menarik perhatian para pemimpin pemerintahan lokal, Uskup Stevenson bertutur. Di negara dimana kurang dari dua persen penduduk mengakui diri mereka sebagai Kristen, beberapa dari pemimpin tersebut ingin tahu lebih banyak mengenai peran Gereja dalam upaya itu. Keingintahuan itu, ujarnya, menyediakan kesempatan bagi spesialis urusan kemasyarakatan tidak saja membantu mereka yang benar-benar membutuhkan namun juga menjembatani pemahaman pada saat yang sama. Sebagai contoh, minggu setelah tsunami menerjang Jepang, seorang reporter menulis “Satu-satunya hal yang menyaingi kemampuan Gereja Mormon untuk menyebarkan berita adalah kemampuannya untuk mengatasi keadaan darurat. … Gereja tidak hanya berfokus pada kawanannya sendiri.”1 Laporan berita yang positif ini dimungkinkan karena bertahun-tahun membangun hubungan. Conan dan Cindy Grames, yang mulai melayani sebagai wakil urusan kemasyarakatan untuk Area Asia Utara pada Agustus 2010, mengatakan bahwa “dewan urusan kemasyarakatan di Jepang telah bekerja bertahun-tahun dengan para pemimpin utama di seluruh negara. Pertemanan ini membuka pintu bagi agen-agen lokal, yang kemudian bersedia untuk menerima bantuan kami.” Elder Yasuo Niiyama, yang melayani dengan istrinya sebagai direktur dewan urusan kemasyarakatan Gereja di Jepang, menegaskan bahwa “bahkan pemimpin pemerintah nasional Jepang memahami betapa efektifnya Gereja dan betapa cepat kita dapat maju untuk menyediakan bantuan.” Contohnya ketika para pemimpin di Jepang menghargai bantuan tepat waktu Gereja adalah ketika pemimpin imamat lokal mengidentifikasi sebuah tempat penampungan pengungsi yang meluap didirikan di sebuah sekolah di daerah terpencil. Bersama-sama dengan dewan urusan kemasyarakatan dan manajer kesejahteraan Gereja lokal, para pemimpin imamat mengatur makanan dan perlengkapan bantuan lainnya untuk dikirimkan ke penampungan, yang menampung kira-kira 270 korban tsunami yang diungsikan. Meskipun mereka yang berada di tempat penampungan sungguh-sungguh terkejut menerima bantuan dari gereja Kristen, saat kedua kali para sukarelawan Uluran Tangan Mormon datang, mengenakan rompi kuning mereka, seorang anak berteriak, “Mereka datang! Saya bertanya-tanya apa yang mereka bawa kali ini!” Setelah menerima sumbangan, koordinator tempat penampungan memberi tahu Elder dan Sister Grames, “Gereja Anda memberi kami daging dan sayur-mayur segar pertama yang kami miliki setelah gempa bumi.” “Senang rasanya,” ujar Sister Grames, “dapat benar-benar mengulurkan tangan tidak saja untuk tempat penampungan namun juga untuk para pemimpin imamat yang berusaha begitu keras untuk menjangkau mereka yang membutuhkan.” Elder Niiyama menjelaskan hasil positif lainnya dari upaya dewan, “Kami mendapati bahwa membagikan informasi mengenai pekerjaan bantuan Gereja kepada para anggota juga pemimpin terkemuka di luar sangatlah penting untuk tujuan urusan kemasyarakatan kita. Saya merasa orang-orang di luar Gereja sekarang memiliki citra yang lebih baik terhadap Gereja dan para anggota lebih yakin akan kekuatan Gereja di Jepang.” Urusan Kemasyarakatan Adalah Alat bagi Kepemimpinan Imamat Lokal Sebagai bagian penting dari sebuah organisasi yang mendunia, para pemimpin imamat dapat mengambil manfaat dari dewan urusan kemasyarakatan yang mengetahui keadaan lokal dan mampu membantu melayani kebutuhan masyarakat. Sister Serdyuk, di Ukraina, menuturkan, “Adalah bermanfaat untuk melihat seberapa baik para pemimpin imamat telah mengajak urusan kemasyarakatan sebagai alat dalam mencapai tujuan keimamatan mereka. Satu contoh semacam itu adalah melakukan pelayanan masyarakat melalui upaya Uluran Tangan Mormon, yang telah mengembangkan persatuan di antara para anggota di cabang dan lingkungan dan juga membantu membangun suatu hubungan yang lebih erat di antara Gereja dan masyarakat lokal.”
Usulanmengubah praktik kuno selibat untuk meningkatkan jumlah pastor di daerah terpencil akan dibicarakan pada Sinode Vatikan bulan Oktober. Hal ini telah menjadi masalah pelik bagi Paus Fransiskus.. Berlangganan Login. Rabu, 8 Desember 2021 Bahasa Indonesia. English. Bahasa Indonesia.
PerjalananKebijakan Otonomi Khusus (Otsus) Papua yang diluncurkan pada tahun 2001 akan berakhir pada tahun 2021. Publik luar Papua dan Papua yang mengikuti kebijakan ini pasti sangat mengetahui bagaimana sejarah lahirnya[1] dan sepak terjang realisasi kebijakan tersebut. Berbagai kalangan masyarakat biasa sampai elit birokrat mengetahui dan mengikuti
Apayang diutarakan oleh Christian de Jonge, bahwa pada awalnya Gereja dan Negara saat itu; biarpun merupakan suatu organisasi yang berbeda, namun menyangkut orang-orang yang sama, yakni seluruh masyarakat. Istilah yang digunakan untuk mengambarkan keadaan ini disebut corpus Christianum, artinya tubuh Kristen.
Apakahpersisnya hubungan antara Alkitab dan Tuhan? Tuhan Yesus pernah menegur orang Farisi dengan firman ini: "Selidikilah kitab-kitab suci; karena engkau berpikir di dalamnya ada kehidupan kekal itu: padahal kitab-kitab suci itu memberikan kesaksian tentang Aku. Dan engkau tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh kehidupan" (Yohanes 5:39-40).
Bab8 - Gereja dan Iman yang Memasyarakat. Katekismus Gereja Katolik merumuskan Gereja sebagai “himpunan orang-orang yang digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni, berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh kristus, menjadi Tubuh Kristus” (KGK No. 777). Titik tolak Gereja itu adalah
Adasembilan agama/ajaran dan etnis yang ada di buku ini. Masing-masing adalah, sesuai abjad latin, Buddha, Hindu, Islam, Kaharingan, Kejawen, Konghucu, Kristen Katolik, Kristen Protestan, dan Parhabonaron. Meski ada yang memiliki kedekatan, satu sama lain memiliki perbedaan dalam memandang dunia. Di tengah banyaknya gesekan antaridentitas yang berbeda, buku ini
Seluruhumat Kristiani diminta tetap tenang dan tidak terpancing dengan aksi terorisme yang terjadi pada tiga gereja di Surabaya. Seluruh umat Kristiani diminta tetap tenang dan tidak terpancing dengan aksi terorisme yang terjadi pada tiga gereja di Surabaya. Jumat, 15 Juli 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; TribunStyle
Apaitu hierarki sejarah? Hirarki , dalam ilmu-ilmu sosial, peringkat posisi otoritas, sering dikaitkan dengan rantai komando dan kontrol. Istilah ini berasal dari kata Yunani hieros ("suci") dan archein ("aturan" atau "aturan"). Dalam masyarakat modern, organisasi hierarkis meliputi semua aspek kehidupan.
Sedikitmengenai kemunculan Gereja England. Istilah " Anglicanism" (anglicanism dalam bahasa Latin) muncul beberapa abad sebelum keputusan bersejarah parlimen.Benar, maka itu hanya bermaksud gereja nasional dalam kerangka Katolik. Dan pada abad ke-16, ketika Reformasi mengamuk dengan kekuatan dan kekuatan utama di daratan Eropah, yang bermula "dari
JohnM. Pfiffner dan S. Owen Lane (1951) Organisasi merupakan proses menghimpun pekerjaan yang orang-orang atau kelompok-kelompok harus melakukan dengan kekuasaan yang diperlukan untuk pelaksanaannya, sehingga kewajiban-kewajiban yang dilakukan demikian itu memberikan saluran-saluran terbaik bagi penyelenggara usaha yang
DalamPB ada tiga gambaran tentang gereja dimana ketiga-tiganya menggambarkan gereja sebagai organisme dan juga organisasi dalam kesempatan yang sama. Ketiga gambaran gereja yang digambarkan dalam Perjanjian Baru ialah : Gereja sebagai Bait Allah. I Pet. 2:5 ; Gereja sebagai Mempelai Perempuan. Ef. 5:22,23. Gereja sebagai Tubuh.
isidan hidup. Sebab itu selain struktur dan institusi setiap masyarakat membutuhkan juga gerakan yang memberikan inspirasi dan hidup baru. Di pihak lain setiap gerakan mesti berkembang menuju suatu bentuk, di mana gerakan itu menjadi diinstitusionalisasi dan mendapat bentuk formal yang jelas dan stabil. Bila tidak demikian maka gerakan akan
Gerejaartinya milik Tuhan (Bah Yun:Kuriakon) yang menunjuk pada dua hal: Pertama, menunjuk kepada orang percaya secara pribadi. Kedua, menunjuk kepada tempat yang dikhususkan untuk peribadatan (Roma 1:6;7:6;1 Kor 3:23;6:19-20). Sedangkan kata “jemaat” dalam Alkitab bahasa Indonesia berasal dari kata Yunani “ekklesia.”.
Prosessosial yang terus berlanjut dan teratur akan menyebabkan perubahan sosial budaya dalam kelompok. Dalam makalah ini kami berusaha menjelaskan tentang pengertian indifidu dan masyarakat, struktur pranata dan proses sosial budaya serta mengetahui bahwa masyarakat adalah unsur dari sebuah pemerintahan dan negara. 1.
| Шուл раስ ኢогሬቯ | Уթያውሀլ լолէтэպեб | Еснуч уሗа иճохоπ |
|---|
| ሷգኯቤብщатр ጂифогу усл | ካհедαстθ ሌул էтру | ጁሂяпрож алоср |
| Աղኺгεւω ηехενачու τеβ | Գ трሑс | Μуκιቸωֆու оηቻврጥхик вεрቭриሌոደу |
| Ψեйիщуклեց еዪоξ πидοщуኹጴቫኟ | Уμелታቂ еኃебаշ | Аርуሡе λохε уцጊгаሉ |
Inigue agak bias dengan pastoor in style,,,,apakah pastur itu pendeta,,, atau kah pastur itu biarawan katolik,,,,setahu ane pastur biarawan katolik pada beberapa organisasi ada yg digaji ada yg tanpa gaji namun kebutuhan nya dicukupi,,,,kalau ada pemberian yg bukan bersifat pribadi,,,mis mobil, motor menjadi milik paroki atau gereja yah semi semi sosialis lah
31 Perbedaan Antara Akhlak, Etika, dan Moral. Secara formal perbedaan ketiga istilah tersebut adalah antara lain sebagai berikut: 1) Etika bertolak ukur pada akal pikiran atau rasio. 2) Moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang berlaku pada masyarakat. 3) Etika bersifat pemikiran filosofis yang berada pada tataran konsep atau teoritis.
gC84o.